Pada era sebelum tahun 2000-an, umumnya sepeda motor menggunakan sistem pengapian CDI-AC. Dan pada era tahun 2000 sampai sekarang hampir bisa dikatakan seluruh motor telah menggunakan sistem pengapian CDI-DC. Keuntungan dari sistem CDI-DC adalah tegangan yang dihasilkan lebih stabil bila dibandingkan dengan sistem pengapian CDI-AC.
Cara kerja sistem pengapian CDI-AC
Pada saat magnet berputar akan menghasilkan tegangan AC dalam bentuk induksi listrik yang berasal dari kumparan atau biasa di sebut spool. Arus listrik akan dikirimkan ke CDI dengan tegangan antara 100-400volt, tergantung putaran mesin.
Selanjutnya arus bolak-balik (AC) yang berasal kumparan di jadikan arus searah (DC) oleh diode dan disimpan di kapasitor pada CDI unit.
Membaca Selanjutnya ...
Kapasitor tidak akan melepas arus sebelum komponen yang bertugas menjadi pintu (SCR) bekerja. Bekerjanya SCR apabila telah mendapatkan sinyal pulsa dari kumparan/pulser CDI (Pulse generator)yang menandakan saatnya pengapian.
Dengan berfungsinya SCR tersebut, menyebabkan kapasitor melepaskan arus (discharge) dengan cepat. Kemudian arus mengalir ke kumparan primer koil pengapian dengan tegangan 100-400volt, kemudian terjadi induksi dalam kumparan sekunder dengan tegangan sebesar 15 KV sampai 20 KV. Tegangan tinggi tersebut selanjutnya mengalir ke busi dalam bentuk loncatan bunga api yang akan membakar campuran bensin dan udara dalam ruang bakar.
Pemajuan saat pengapian terjadi secara otomatis yaitu saat pengapian dimajukan bersama dengan bertambahnya tegangan pulser (pulse generator) akibat kecepatan putaran mesin motor.
Cara kerja sistem pengapian CDI-DC
Sistem pengapian CDI-DC hampir sama cara kerjanya dengan sistem pengapian CDI-AC, cuma pada sistem pengapian CDI-DC tegangan sumbernya berasal dari bateray atau AKI (accu), bateray memberikan suplai tegangan 12V ke sebuah inverter (bagian dari unit CDI). Kemudian inverter akan menaikkan tegangan menjadi sekitar 350V. Tegangan 350V ini selanjutnya akan mengisi kondensor/kapasitor. Dan arus baru akan dilepaskan ke koil jika telah ada perintah dari pulser CDI.
Keunggulan dari CDI-DC adalah tegangan sumbernya stabil karena berasal dari baterai (aki), berbeda dengan pengapian sistem CDI-AC yang tegangannya naik turun ikut putaran mesin. Untuk motor SUZUKI di Indonesia, yang memakai CDI-DC pertama kali adalah SHOGUN FD110
Skema Pengapian CDI-AC
Skema Pengapian CDI-DC
Pada saat magnet berputar akan menghasilkan tegangan AC dalam bentuk induksi listrik yang berasal dari kumparan atau biasa di sebut spool. Arus listrik akan dikirimkan ke CDI dengan tegangan antara 100-400volt, tergantung putaran mesin.
Selanjutnya arus bolak-balik (AC) yang berasal kumparan di jadikan arus searah (DC) oleh diode dan disimpan di kapasitor pada CDI unit.
Membaca Selanjutnya ...
Kapasitor tidak akan melepas arus sebelum komponen yang bertugas menjadi pintu (SCR) bekerja. Bekerjanya SCR apabila telah mendapatkan sinyal pulsa dari kumparan/pulser CDI (Pulse generator)yang menandakan saatnya pengapian.
Dengan berfungsinya SCR tersebut, menyebabkan kapasitor melepaskan arus (discharge) dengan cepat. Kemudian arus mengalir ke kumparan primer koil pengapian dengan tegangan 100-400volt, kemudian terjadi induksi dalam kumparan sekunder dengan tegangan sebesar 15 KV sampai 20 KV. Tegangan tinggi tersebut selanjutnya mengalir ke busi dalam bentuk loncatan bunga api yang akan membakar campuran bensin dan udara dalam ruang bakar.
Pemajuan saat pengapian terjadi secara otomatis yaitu saat pengapian dimajukan bersama dengan bertambahnya tegangan pulser (pulse generator) akibat kecepatan putaran mesin motor.
Cara kerja sistem pengapian CDI-DC
Sistem pengapian CDI-DC hampir sama cara kerjanya dengan sistem pengapian CDI-AC, cuma pada sistem pengapian CDI-DC tegangan sumbernya berasal dari bateray atau AKI (accu), bateray memberikan suplai tegangan 12V ke sebuah inverter (bagian dari unit CDI). Kemudian inverter akan menaikkan tegangan menjadi sekitar 350V. Tegangan 350V ini selanjutnya akan mengisi kondensor/kapasitor. Dan arus baru akan dilepaskan ke koil jika telah ada perintah dari pulser CDI.
Keunggulan dari CDI-DC adalah tegangan sumbernya stabil karena berasal dari baterai (aki), berbeda dengan pengapian sistem CDI-AC yang tegangannya naik turun ikut putaran mesin. Untuk motor SUZUKI di Indonesia, yang memakai CDI-DC pertama kali adalah SHOGUN FD110
Skema Pengapian CDI-AC
Skema Pengapian CDI-DC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar