Prinsip Prinsip Pembelajaran Kognitif
Ada beberapa
ahli yang belum merasa puas terhadap penemuan-penemuan para ahli sebelumnya
mengenai belajr sebagai proses hubungan stimulus-respon-reinforcement. Mereka
berpendapat, bahwa tingkahlaku seseorang tidak hanya dikontrol oleh Reward dan
reinforcement. Mereka ini adalah para ahli jiwa aliran kognitif. Menurut
pendapat mereka, tingkah laku seseorang senantiasa didasarkan pada kognisi,
yaitu tindakan mengenal atau memikirkan seseorang terlibat langsung dalam
situsi itu dan memperoleh insight untuk pemecahan masalah. Jadi kaun kognitif
berpandangan, bahwa tingkahlaku seseorang lebih bergantung kepada insight
terhadap hubungan-hubungan yang ada dalam suatu situasi. Keseluruhan adalah
lebih dari bagian-bagiannya. Mereka memberi tekanan pada organisasi pengamatan
atas stimulus di dalam lingkungan serta faktor-faktor yang mempengaruhi
pengamatan. Menurut psikologi kognitif, belajar dipandang sebagai suatu usaha
untuk mengerti tentang sesuatu. Usaha untuk mengerti tentang sesuatu tersebut,
dilakukan secara aktif oleh pembelajar. Keaktifan tersebut dapat berupa mencari
pengalaman, mencari informasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan.
Mempraktekkan, mengabaikan dan respon-respon yang lainnya guna mencapai tujuan.
Para psikolog kognitif berkeyakinan bahwa pengetahuan yang dipunyai sebelumnya,
sangat menentukan terhadap perolehan belajar :yang berhasil dipelajari yang
berhasil diingat dan yang mudah dilupakan. Salah satu teori belajar yang
berasal dari psikologi kognitif adalah teori pemerosesan informasi. Menurut
teori ini, belajar dipandang sebagaoi proses pengolahaninformasi dalam otak
manusia. Sedangkan pengolahan oleh otak manusia sendiri .
Pengertian Siklus Belajar (Learning Cycle)
Siklus belajar
(learning cycle) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik (student centered). Pengembangan model ini pertama kali dilakukan
oleh Science Curriculum Improvement Study (SCIS) pada tahun 1970-1974.
Model ini dilandasi oleh pandangan kontruktivisme dari Piaget yang berangapan
bahwa dalam belajar pengetahuan itu dibangun sendiri oleh anak dalam struktur
kognitif melalui interaksi dengan lingkungannya. Siklus belajar
merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian
rupa sehingga peserta didik dapat menguasai kompetensi-kompetensi, yang harus
dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif. Siklus belajar pada
mulanya terdiri dari fase-fase eksplorasi (exploration), pengenalan
konsep (concept introduction) dan aplikasi konsep (concept
application) (Karplus dan Their dalam Renner et al, 1998).
Fase-Fase Pembelajaran Dengan Model Siklus Belajar (Learning
Cycle)
Dalam
pembelajaran model siklus belajar (learning cycle) terdapat 3 fase
penting yaitu fase eksplorasi, pengenalan konsep, dan penerapan konsep.Pada fase eksplorasi siswa diberi
kesempatan untuk mengeksplorasi materi secara bebas. Siswa melakukan berbagai
kegiatan ilmiah seperti mengamati, membandingkan, mengelompokkan,
menginterpretasikan dan yang lainnya, sehingga menemukan konsep-konsep penting
sesuai dengan topik yang sedang dibahas. Ada kalanya konsep yang ditemukan
sudah sesuai dengan konsepsi awal mereka sehingga langsung diasimilasikan ke
dalam struktur kognitifnya tetapi ada juga konsep yang tidak sesuai
sehingga menimbulkan konflik kognitif. Melalui diskusi dan bertanya pada teman
maupun guru, siswa mengakomodasi konsep tersebut untuk dapat diasimilasikan.
Dengan cara demikian siswa mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Pada
fase ini aktivitas kebanyakan dilakkan oleh siswa sedang guru hanya memberikan
orientasi tentang apa yang harus dilakukan siswa, mengajukan pertanyaan untuk
mengarahkan kegiatan siswa, memberikan motivasi, serta mengidentifikasi dan
membimbing siswa yang mengalami konflik kognitif. Dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan guru membimbing siswa mengumpulkan data untuk memecahkan
masalah yang sedang dipelajari. Disinilah guru mempunyai banyak peluang untuk
melatih keterampilan proses dan sikap ilmiah para siswa sesuai dengan apa yang
ditargetkan dalam rencana pembelajaran.
Pada fase
pengenalan kosnep peran guru lebih dominan. Dengan menggunakan metode yang
sesuai, guru membantu siswa mengidentifikasi konsep, prinsip, dan hukum-hukum
yang berhubungan dengan pengalaman pada fase eksplorasi.
Dalam tahap ini
guru berperan lebih tradisional. Guru mengumpulkan informasid ari murid-murid
yang berkaitan dengan pengalaman mereka dalam eksplorasi. Bagian pelakaran ini
merupakan waktu untuk menyusun pembendaharaan kata. Materi-materi seperti buku,
alat pandang dengar dan materi tertulis lainnya diperlukan untuk penyusunan
konsep.
Fase terakhir
adalah penerapan konsep. Pada fase ini siswa diminta untuk menerapkan konsep
yang baru mereka pahami untuk memecahkan masalah-masalah dalam situasi yang
berbeda. Dalam hal ini guru bertugas untuk menyiapkan berbagai kegiatan atau
permasalahan yang relevan dengan konsep yang sedang dibahas.
Pada fase ini, peserta didik diajak
menerapkan pemahaman konsepnya melalui kegiatan-kegiatan seperti problem
solving atau melakukan percobaan lebih lanjut. Penerapan konsep dapat
meningkakan pemahaman konsep dan motivasi mereka
pelajari.
Teori Algo-Heuristic
( Algorithmico-Heuristic )
Teori
Algo-heuristic merupakan salah satu bagian dari teori belajar Sibernetik. Teori
belajar sibernetik merupakan teori belajar yang berkembang sejalan dengan
perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Menurut teori sibernetik, belajar adalah
pengolahan informasi. Teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu
mementingkan proses belajar daripada hasil belajar, namun dalam teori
sibernetik, yang lebih penting adalah sistem informasi yang diproses yang akan
dipelajari siswa. Informasi inilah yang akan menentukan proses. Bagaimana
proses belajar akan berlangsung, sangat ditentukan oleh sistem informasi yang
dipelajari.
Asumsi lain dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajarpun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Sebuah informasi akan dipelajari seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi yang sama mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang berbeda.Salah satu penganut aliran sibernetik adalah Lev N.Landa. Ia membedakan ada dua macam proses berpikir, yaitu proses berpikir algoritmik dan proses berpikir heuristic. Proses berpikir algoritmik yaitu proses berpikir yang sistematis, tahap demi tahap, linier, konvergen, lurus menuju satu target tujuan tertentu. Contoh proses algoritmis adalah: kegiatan menelpon, menjalankan mesin mobil, dan lain-lain. Sedangkan cara berpikir heuristic adalah cara berpikir divergen, menuju ke beberapa target tujuan sekaligus. Memahami suatu konsep yang mengandung arti ganda dan penafsiran biasanya menuntut seseorang untuk menggunakan cara berpikir heuristic. Contoh proses berpikir heuristic adalah: operasi pemilihan atribut geometri, penemuan cara-cara pemecahan masalah, dan lain-lain.
Asumsi lain dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajarpun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Sebuah informasi akan dipelajari seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi yang sama mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang berbeda.Salah satu penganut aliran sibernetik adalah Lev N.Landa. Ia membedakan ada dua macam proses berpikir, yaitu proses berpikir algoritmik dan proses berpikir heuristic. Proses berpikir algoritmik yaitu proses berpikir yang sistematis, tahap demi tahap, linier, konvergen, lurus menuju satu target tujuan tertentu. Contoh proses algoritmis adalah: kegiatan menelpon, menjalankan mesin mobil, dan lain-lain. Sedangkan cara berpikir heuristic adalah cara berpikir divergen, menuju ke beberapa target tujuan sekaligus. Memahami suatu konsep yang mengandung arti ganda dan penafsiran biasanya menuntut seseorang untuk menggunakan cara berpikir heuristic. Contoh proses berpikir heuristic adalah: operasi pemilihan atribut geometri, penemuan cara-cara pemecahan masalah, dan lain-lain.
Cognitive Network
Kognitif
jaringan bekerja berdasarkan basis pengetahuan mereka. Semua informasi yang
dikumpulkan dan dipelajari dari keputusan sebelumnya, rencana tindakan dan
hasil akhir untuk kegiatan tertentu. Ini mengikuti lingkaran rekursif untuk
mencapai tugas yang diberikan. Kita dapat mengatakan bahwa ia memiliki
kecerdasan buatan bergabung di dalamnya. Keuntungan utama dari jaringan
kognitif adalah trouble shooting Data Segera dapat dilihat dan ada kesempatan
minimal kegagalan jaringan dalam jaringan kognitif karena bentuk rantai
kolaborasi saat bekerja dengan tujuh lapisan dari model OSI.. Mereka biasanya
kita din jaringan simulasi real time seperti kecerdasan buatan dan otomatisasi
otomotif. juga menyediakan jasa sebuah bantuan dalam pengolahan elemen jaringan
lain milik jaringan kognitif
Concept Learning
Pendidikan adalah proses
perbuatan untuk memperoleh pengetahuan baik pengembangan atau perolehan
intelektualitas maupun pembinaan kepribadian. Pendidikan adalah sebuah proses,
artinya bahwa pendidikan merupakan usaha yang direncananakan dan dirancang
melalui suatu kegiatan “pembelajaran” dimana di dalamnya terdapat suatu
tindakan untuk melayani kegiatan “belajar”.
Berdasarkan definisi
yang telah disebutkan, maka belajar dan pembelajaran merupakan bagian atau
komponen pendidikan baik secara tersurat maupun tersirat. Belajar adalah proses
tindakan untuk mencapai berbagai macam kompetensi pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Belajar sebagai proses, kerap diartikan sebagai perubahan perilaku dan
perubahan cara seseorang untuk mereaksi rangsangan tertentu yang berlangsung
lama dan relatif tetap dalam perilaku individu serta bukan merupakan hasil
pertumbuhan.
Hasil belajar
ditunjukkan dalam perubahan tingkah laku dan kepribadian yang dapat dijabarkan
dalam wujud pertambahan materi pengetahuan (fakta, informasi, prinsip, hukum,
nilai), penguasaan perilaku kognitif (berpikir, mengingat, mengenal kembali),
perilaku afektif (apresiasi, penghayatan) dan perubahan dalam kepribadian.
Kegiatan belajar merupakan suatu tindakan yang dialami oleh siswa itu sendiri
baik psikhis dan fisis yang saling bekerjasama terpadu. Perubahan-perubahan
sebagai hasil belajar, merupakan wujud dari hasil latihan, pengalaman,
pengembangan dan pembelajaran yang hasilnya tidak dapat diamati secara langsung
serta diharapkan mengarah pada perkembangan ke arah yang lebih baik.
Pembelajaran merupakan
usaha membangun proses dengan mewujudkan tindakan untuk mencapai hasil belajar.
Pembelajaran sebagai proses merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan perubahan dalam dirinya, yaitu dengan kegiatan belajar.
Pembelajaran sebagai tindakan yaitu adanya interaksi antara pengajar (pendidik)
dan peserta didik atau tindakan membelajarkan peserta didik serta interaksi
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Gimana masukin lagu ke blog Mas?, makasih...materinya bagus.
BalasHapus