Rabu, 01 Mei 2013

Strategi Pembelajaran Kognitif


Prinsip Prinsip Pembelajaran Kognitif
Ada beberapa ahli yang belum merasa puas terhadap penemuan-penemuan para ahli sebelumnya mengenai belajr sebagai proses hubungan stimulus-respon-reinforcement. Mereka berpendapat, bahwa tingkahlaku seseorang tidak hanya dikontrol oleh Reward dan reinforcement. Mereka ini adalah para ahli jiwa aliran kognitif. Menurut pendapat mereka, tingkah laku seseorang senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan seseorang terlibat langsung dalam situsi itu dan memperoleh insight untuk pemecahan masalah. Jadi kaun kognitif berpandangan, bahwa tingkahlaku seseorang lebih bergantung kepada insight terhadap hubungan-hubungan yang ada dalam suatu situasi. Keseluruhan adalah lebih dari bagian-bagiannya. Mereka memberi tekanan pada organisasi pengamatan atas stimulus di dalam lingkungan serta faktor-faktor yang mempengaruhi pengamatan. Menurut psikologi kognitif, belajar dipandang sebagai suatu usaha untuk mengerti tentang sesuatu. Usaha untuk mengerti tentang sesuatu tersebut, dilakukan secara aktif oleh pembelajar. Keaktifan tersebut dapat berupa mencari pengalaman, mencari informasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan. Mempraktekkan, mengabaikan dan respon-respon yang lainnya guna mencapai tujuan. Para psikolog kognitif berkeyakinan bahwa pengetahuan yang dipunyai sebelumnya, sangat menentukan terhadap perolehan belajar :yang berhasil dipelajari yang berhasil diingat dan yang mudah dilupakan. Salah satu teori belajar yang berasal dari psikologi kognitif adalah teori pemerosesan informasi. Menurut teori ini, belajar dipandang sebagaoi proses pengolahaninformasi dalam otak manusia. Sedangkan pengolahan oleh otak manusia sendiri .

Pengertian Siklus Belajar (Learning Cycle)
Siklus belajar (learning cycle) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered). Pengembangan model ini pertama kali dilakukan oleh Science Curriculum Improvement Study (SCIS) pada tahun 1970-1974. Model ini dilandasi oleh pandangan kontruktivisme dari Piaget yang berangapan bahwa dalam belajar pengetahuan itu dibangun sendiri oleh anak dalam struktur kognitif   melalui interaksi dengan lingkungannya. Siklus belajar merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat menguasai kompetensi-kompetensi, yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif. Siklus belajar pada mulanya terdiri dari fase-fase eksplorasi (exploration), pengenalan konsep (concept introduction) dan aplikasi konsep (concept application) (Karplus dan Their dalam Renner et al, 1998).

Membaca Selanjutnya ....
Fase-Fase Pembelajaran Dengan Model Siklus Belajar (Learning Cycle)
Dalam pembelajaran model siklus belajar (learning cycle) terdapat 3 fase penting yaitu fase eksplorasi, pengenalan konsep,  dan penerapan konsep.Pada fase eksplorasi siswa diberi  kesempatan untuk mengeksplorasi materi secara bebas. Siswa melakukan berbagai kegiatan ilmiah seperti mengamati, membandingkan, mengelompokkan, menginterpretasikan dan yang lainnya, sehingga menemukan konsep-konsep penting sesuai dengan topik yang sedang dibahas. Ada kalanya konsep yang ditemukan sudah sesuai dengan konsepsi awal mereka sehingga langsung diasimilasikan ke dalam struktur kognitifnya tetapi ada juga konsep yang tidak sesuai  sehingga menimbulkan konflik kognitif. Melalui diskusi dan bertanya pada teman maupun guru, siswa mengakomodasi konsep tersebut untuk dapat diasimilasikan. Dengan cara demikian siswa mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Pada fase ini aktivitas kebanyakan dilakkan oleh siswa sedang guru hanya memberikan orientasi tentang apa yang harus dilakukan siswa, mengajukan pertanyaan untuk mengarahkan kegiatan siswa, memberikan motivasi, serta mengidentifikasi dan membimbing siswa yang mengalami konflik kognitif. Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan guru membimbing siswa mengumpulkan data untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari. Disinilah guru mempunyai banyak peluang untuk melatih keterampilan proses dan sikap ilmiah para siswa sesuai dengan apa yang ditargetkan dalam rencana pembelajaran.
Pada fase pengenalan kosnep peran guru lebih dominan. Dengan menggunakan metode yang sesuai, guru membantu siswa mengidentifikasi konsep, prinsip, dan hukum-hukum yang berhubungan dengan pengalaman pada fase eksplorasi.
Dalam tahap ini guru berperan lebih tradisional. Guru mengumpulkan informasid ari murid-murid yang berkaitan dengan pengalaman mereka dalam eksplorasi. Bagian pelakaran ini merupakan waktu untuk menyusun pembendaharaan kata. Materi-materi seperti buku, alat pandang dengar dan materi tertulis lainnya diperlukan untuk penyusunan konsep.
Fase terakhir adalah penerapan konsep. Pada fase ini siswa diminta untuk menerapkan konsep yang baru mereka pahami untuk memecahkan masalah-masalah dalam situasi yang berbeda. Dalam hal ini guru bertugas untuk menyiapkan berbagai kegiatan atau permasalahan yang relevan dengan konsep yang sedang dibahas.
Pada fase ini, peserta didik diajak menerapkan pemahaman konsepnya melalui kegiatan-kegiatan seperti problem solving atau melakukan percobaan lebih lanjut. Penerapan konsep dapat meningkakan pemahaman konsep dan motivasi  mereka pelajari.

Teori Algo-Heuristic ( Algorithmico-Heuristic )
Teori Algo-heuristic merupakan salah satu bagian dari teori belajar Sibernetik. Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar daripada hasil belajar, namun dalam teori sibernetik, yang lebih penting adalah sistem informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa. Informasi inilah yang akan menentukan proses. Bagaimana proses belajar akan berlangsung, sangat ditentukan oleh sistem informasi yang dipelajari.
Asumsi lain dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajarpun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Sebuah informasi akan dipelajari seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi yang sama mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang berbeda.Salah satu penganut aliran sibernetik adalah Lev N.Landa. Ia membedakan ada dua macam proses berpikir, yaitu proses berpikir algoritmik dan proses berpikir heuristic. Proses berpikir algoritmik yaitu proses berpikir yang sistematis, tahap demi tahap, linier, konvergen, lurus menuju satu target tujuan tertentu. Contoh proses algoritmis adalah: kegiatan menelpon, menjalankan mesin mobil, dan lain-lain. Sedangkan cara berpikir heuristic adalah cara berpikir divergen, menuju ke beberapa target tujuan sekaligus. Memahami suatu konsep yang mengandung arti ganda dan penafsiran biasanya menuntut seseorang untuk menggunakan cara berpikir heuristic. Contoh proses berpikir heuristic adalah: operasi pemilihan atribut geometri, penemuan cara-cara pemecahan masalah, dan lain-lain.

Cognitive Network

Kognitif jaringan bekerja berdasarkan basis pengetahuan mereka. Semua informasi yang dikumpulkan dan dipelajari dari keputusan sebelumnya, rencana tindakan dan hasil akhir untuk kegiatan tertentu. Ini mengikuti lingkaran rekursif untuk mencapai tugas yang diberikan. Kita dapat mengatakan bahwa ia memiliki kecerdasan buatan bergabung di dalamnya. Keuntungan utama dari jaringan kognitif adalah trouble shooting Data Segera dapat dilihat dan ada kesempatan minimal kegagalan jaringan dalam jaringan kognitif karena bentuk rantai kolaborasi saat bekerja dengan tujuh lapisan dari model OSI.. Mereka biasanya kita din jaringan simulasi real time seperti kecerdasan buatan dan otomatisasi otomotif. juga menyediakan jasa sebuah bantuan dalam pengolahan elemen jaringan lain milik jaringan kognitif

Concept Learning

Pendidikan adalah proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan baik pengembangan atau perolehan intelektualitas maupun pembinaan kepribadian. Pendidikan adalah sebuah proses, artinya bahwa pendidikan merupakan usaha yang direncananakan dan dirancang melalui suatu kegiatan “pembelajaran” dimana di dalamnya terdapat suatu tindakan untuk melayani kegiatan “belajar”.
Berdasarkan definisi yang telah disebutkan, maka belajar dan pembelajaran merupakan bagian atau komponen pendidikan baik secara tersurat maupun tersirat. Belajar adalah proses tindakan untuk mencapai berbagai macam kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap. Belajar sebagai proses, kerap diartikan sebagai perubahan perilaku dan perubahan cara seseorang untuk mereaksi rangsangan tertentu yang berlangsung lama dan relatif tetap dalam perilaku individu serta bukan merupakan hasil pertumbuhan.
Hasil belajar ditunjukkan dalam perubahan tingkah laku dan kepribadian yang dapat dijabarkan dalam wujud pertambahan materi pengetahuan (fakta, informasi, prinsip, hukum, nilai), penguasaan perilaku kognitif (berpikir, mengingat, mengenal kembali), perilaku afektif (apresiasi, penghayatan) dan perubahan dalam kepribadian. Kegiatan belajar merupakan suatu tindakan yang dialami oleh siswa itu sendiri baik psikhis dan fisis yang saling bekerjasama terpadu. Perubahan-perubahan sebagai hasil belajar, merupakan wujud dari hasil latihan, pengalaman, pengembangan dan pembelajaran yang hasilnya tidak dapat diamati secara langsung serta diharapkan mengarah pada perkembangan ke arah yang lebih baik.
Pembelajaran merupakan usaha membangun proses dengan mewujudkan tindakan untuk mencapai hasil belajar. Pembelajaran sebagai proses merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya, yaitu dengan kegiatan belajar. Pembelajaran sebagai tindakan yaitu adanya interaksi antara pengajar (pendidik) dan peserta didik atau tindakan membelajarkan peserta didik serta interaksi sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

1 komentar: