Selasa, 30 April 2013

BAB III PENUTUP


BAB III
PENUTUP

1.1  Kesimpulan
Bahan bakar adalah material dengan suatu jenis energi yang bisa diubah menjadi energi berguna lainnya. Contoh yang umum adalah energi potensial yang dirubah menjadi energi kinetis. Bahan bakar setiap bahan yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi untuk menghasilkan kerja mekanik secara terkendali. Dengan kata lain, ini adalah zat yang menghasilkan energi, terutama panas yang dapat digunakan. Ditinjau dari sudut teknis dan ekonomis, bahan bakar diartikan sebagai bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan proses pembakaran tersebut dengan sendirinya, disertai dengan pengeluaran kalor.
Gas Alam
Metan merupakan kandungan utama gas alam yang mencapai jumlah sekitar 95% dari volum total. Komponen lainnya adalah: Etan, Propan, Pentan, Nitrogen, Karbon Dioksida, dan gas-gas lainnya dalam jumlah kecil. Sulfur dalam jumlah yang sangat sedikit juga ada. Karena metan merupakan komponen terbesar dari gas alam, biasanya sifat metan digunakan untuk membandingkan sifat-sifat gas alam terhadap bahan bakar lainnya. Gas alam merupakan bahan bakar dengan nilai kalor tinggi yang tidak memerlukan fasilitas penyimpanan. Gas ini bercampur dengan udara dan tidak menghasilkan asap atau jelaga. Gas ini tidak juga mengandung sulfur, lebih ringan dari udara dan menyebar ke udara dengan mudahnya jika terjadi kebocoran. Perbandingan kadar karbon dalam minyak bakar, batubara dan gas diberikan dalam tabel dibawah.
Tabel 13. Perbandingan komposisi kimia berbagai bahan bakar

Bahan Bakar Minyak
Batubara
Gas Alam
Karbon
84
41,11
74
Hidrogen
12
2,76
25
Sulfur
3
0,41
-
Oksigen
1
9,89
Sedikit
Nitrogen
Sedikit
1,22
0,75
Abu
Sedikit
38,63
-
Air
Sedikit
5,98
-

1.2  Saran
Ø  Utamakan selalu keselamatan kerja.
Ø  Mahasiswa diharapkan mampu meneliti lebih lanjut tentang bahan bakar agar lebih maksimal dalam penggunaan dalam dunia teknik, mengingat SDA minyak bumi yang terbatas dan tidak terbarukan.
Ø  Pengehematan SDA berupa minyak bumi karena salah satu sumber energi utama yang banyak digunakan berbagai negara di dunia pada saat ini.
Ø  Kebutuhan bahan bakar selalu meningkat seiring dengan penggunaannya di bidang industri maupun transportasi. Ketersediaan bahan bakar minyak bumi terbatas dan sifatnya tidak terbarukan, sehingga diprediksikan akan terjadi kelangkaan bahan bakar minyak dan menimbulkan adanya krisis energi.
Ø  Pemerintah diharapkan mendukung dengan membantu fasilitas dalam pemanfaatan SDA yang ada sebagai pengganti bahan bakar.
















DAFTAR RUJUKAN

Amanto, H dan Daryanto, 1999, Ilmu Bahan, Bumi Aksara : Jakarta
Bureau of Energy Efficiency. Energy Efficiency in Thermal Utilities. Chapter 1. 2004
Davis.H.E, Troxel.G.E and Hauck.G.F.W.1964, The Testing Of Engineering
Mars, H. 1989. the coke.(buku terjemahan)
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org
Shaha, A.K. Combustion Engineering and Fuel Technology. Oxford & IBH Publishing Company
Sucahyo, B. 1999. Ilmu Logam, PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri : Surakarta.
Sudjana, H. 2008. Teknik pengecoran logam. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
            Menengah Kejuruan
Sutarna, T at al,1994 , Kimia Dikembangkan dan disesuaikan dengan
Kurikulum Baru 1994, Yudistira : Jakarta
Suyanto, 2001. Bahan Bakar dan Minyak Lumas, Sekolah Tinggi Perikanan : Jakarta
Tanpa Nama, Tanpa Tahun, (Online), Bahan Bakar Padat. (http:// www.google.com/bahan_bakar_padat/literatur_universitas_sumatra_utara), diakses 10 Oktober 2012
Tanpa Nama, Tanpa Tahun, (Online), Batubara. (http:// www.wikipedia_batubara), diakses 10 Oktober 2012
Tanpa Nama, Tanpa Tahun, (Online), Bahan Bakar. ( http://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar), diakses 1 Desember 2012
Warsowiwoho dan Harahap, G. 1984. Bahan Bakar, Pelumas, Pelumasan dan Servis, Pradnya Paramita : Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar